Baca juga
1. Pertemuan
Sesi 1
Jika
Anda diberi tugas oleh kepala sekolah untukmerancang dua kelas peminatan
masing-masing dibidang Matematika dan IPA, bagaimana anda melaksanakan tes
penempatan untuk mengisi kelas tersebut?
Jawab
:
Menurut
pendapat saya,
1) Guru
selaku pendidik memberikan semacam ujian matematika dan ujian IPA kepada
siswa-siswi SD, kemudian seleksi berdasarkan penilaian tersebut .
2) Guru
memberikan tes interview kepada siswa-siswi SD minatnya ke kelas apa
(Matematika dan IPA).
3) Guru
mengajak orang tua murid agar memberikan arahan atau bimbingan kepada anaknya
maunya pilih yang mana selain point 1 dan 2.
Kemudian
setelah menentukan pilihannya, Guru memilih sejumlah siswa sesuai dengan daya
tampung kelas untuk mengisi kedua kelas (matematika dan IPA) tersebut.
Terimakasih.
2. Pertemuan
Sesi 2
Penilaian hasil belajar dalam arti asesmen
menjadi bagian dari penilaian program pembelajaran. Setujukah anda dengan
pernyataan tersebut?,jelaskan!
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Setuju. Karena berdasarkan kedudukan
evaluasi, assesment, tes, dan pengukuran. semuanya memiliki keterkaitan
hubungan yang sangat erat dan berkesinambungan. karena assesmen merupakan
bagian dari penilaian program pembelajaran.
Terimakasih.
3. Pertemuan
Sesi 3
Bagaimanakah pendapat anda dengan komentar
terhadap penyataan yang menyatakan bahwa tes objektif tidak dapat mengukur
hasil belajar siswa dengan baik?
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Tes objektif pada kenyataanya hanya mengukur proses belajar rendah, hal ini bukan semata-mata karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman tetapi lebih disebabkan oleh tes yang dibuat belum dapat mengukur proses berpikir tinggi.
Jika tujuan pembelajaran yang akan diukur
lebih banyak pada ranah kognitif rendah sampai dengan sedang dan jumlah peserta
tesnya banyak maka tes objektif merupakan pilihan yang tepat. Tetapi jika
tujuan pembelajaran yang akan diukur berada pada tingkatan kognitif tingkat
tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi maka tes uraian merupakan pilihan
yang lebih tepat.
Tes objektif tidak lebih jelek dari tes
uraian dan sebaliknya. Asalkan kedua jenis tes tersebut di konstruksi dengan
sama baiknya maka kedua jenis tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
Jika dibandingkan dengan tes uraian maka
tes objektif mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan
mempunyai ketetapan hasil pemeriksaan yang tinggi. Dalam satu kali ujian dapat
menanyakan banyak materi yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian validitas isi tes dapat dipertanggungjawabkan. Jika di konstruksi
dengan baik tes objektif dapat mengukur semua jenjang proses berpikir dari yang
sederhana (ingatan) sampai dengan yang kompleks (kreasi).
Di samping keunggulan tersebut tes
objektif juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
Tes yang dibuat cenderung mengukur proses
berpikir rendah, dan jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir
soal dapat menjawab dengan cara menebak. Kelemahan tersebut dapat diminimalkan
dengan cara terus berlatih untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga
penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes objektif
yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya sekedar
ingatan. Untuk meminimalkan upaya siswa menebak jawaban maka dalam pelaksanaan
ujiannya dapat dicantumkan pemberitahuan bahwa dalam ujian ini akan
diberlakukan formula tebakan. Jika siswa menjawab salah atau asal menebak maka
akan berakibat pada penurunan skor yang diperoleh.
Terimakasih.
Referensi
: Modul Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi
2 (Adi Suryanto & Tedjo Dajtmiko)
PDGK4301
4. Pertemuan
Sesi 4
Semua hasil karya siswa yang dikumpulkan
dalam satu folder tidak mesti merupakan portofolio. Bagaimana anda menjelaskan
pernyataan tersebut?
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Penilaian Portofolio bukan sekedar
kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja
diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan
capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang
peserta didik disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen
penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai
kompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik. Sebagai
instrumen penilaian, portofotio difokuskan pada (dokumen tentang kerja siswa
yang produktif, yaitu bukti tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan
apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa.
Terimakasih.
5. Pertemuan
Sesi 5
Mengapa pendekatan penilaian acuan
kriteria lebih tepat digunakan dalam penilaian berbasis kompetensi daripada
pendekatan penilaian acuan norma?
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Penilaian acuan norma (PAN) adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang
dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa
kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi
norma.
Penilaian acuan kriteria (PAK) adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan
kriteria yang sudah dibuat terlebih dahulu, didalam penilaian acuan kriteria
berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja namun waktunya yang
berbeda.
Jadi, Penilaian acuan kriteria (PAK)
mempunyai realibilitas tinggi selalu mempunyai validitas yang tinggi.
Terimakasih.
6. Pertemuan
Sesi 6
Pengecoh yang baik adalah yang mempunyai
daya beda negatif. Mengapa demikian?
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang
tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang pendeknya relatif
sama dengan kunci jawaban. Jawaban yang salah atau pengecoh, harus masuk akal
dan tingkat kerumitan yang masuk akal. Pengecoh harus parallel dalam struktur,
isi, dan panjang yang sama dengan jawaban benar. Tujuan dari sebuah pengecoh
dalam butir soal pilihan ganda adalah untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk itu, pengecoh
harus menjadi pilihan yang masuk akal. Analisis efektivitas distraktor
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui butir soal tersebut sudah memiliki
pengecoh yang berfungsi sebagaimana mestinya, jika pengecoh berfungsi maka soal
tersebut dianggap baik. Selain memperhatikan fungsi daya tarik untuk dipilih
oleh peserta tes, pengecoh soal juga perlu memperhatikan daya beda koefisien
korelasi yang ditunjukkan oleh masing-masing alternatif jawaban. Setiap
pengecoh diharapkan memiliki daya beda negatif, artinya suatu pengecoh
diharapkan lebih sedikit dipilih oleh kelompok tinggi dibandingkan dengan
kelompok bawah. Atau daya beda pengecoh tidak lebih besar dari daya beda kunci
jawaban setiap butir soal.
Terimakasih.
7. Pertemuan
Sesi 7
Dari hasil tes diagnostik diketahui bahwa
seorang siswa bernama Santo mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep
pembakaran. Apa yang harus anda lakukanagar kesulitan belajar yang dialami
Santo dapat teratasi? Jelaskan!
Jawab :
Menurut pendapat saya,
Dari hasil tes diagnostik, ketika kita
sebagai guru tau dari hasil diagnostik yang dialami santo, maka kita harus
mengulang pembelajaran dengan materi tersebut tapi dengan media yang berbeda.
untuk media yang pertama guru menggunakan media ceramah untuk memperbaiki hasil
dari santo, guru harus menggunakan media audio visual yang mungkin lebih
menarik bagi santo atau kita sebagai guru juga bisa mengarahkan untuk melakukan
observasi atau praktek langsung sehingga santo bisa paham dengan konsep atau
materi konsep pembakaran tersebut.
Terimakasih.
8. Pertemuan
Sesi 8
Kesan dan pesan selama pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran berlangsung
Jawab :
1. Kesan:
·
Pentingnya evaluasi dalam
proses pembelajaran. Evaluasi membantu mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran
tercapai dan memberikan umpan balik yang berharga untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di masa depan.
·
Keanekaragaman metode
evaluasi. Saya menyadari bahwa ada banyak cara untuk mengevaluasi pembelajaran,
mulai dari tes tertulis hingga proyek praktis, dan setiap metode memiliki
kelebihan dan kelemahannya sendiri.
·
Peran penting
dosen/fasilitator dalam mengarahkan proses evaluasi. Dosen/fasilitator memegang
peran kunci dalam memberikan panduan yang jelas dan dukungan kepada siswa
selama proses evaluasi.
2. Pesan:
§ Teruslah
terbuka terhadap umpan balik. Evaluasi bukan hanya tentang mengukur pengetahuan
atau keterampilan, tetapi juga tentang menerima dan belajar dari umpan balik
yang diberikan. Jadilah terbuka terhadap kritik dan saran untuk terus
meningkatkan diri.
§ Manfaatkan
variasi metode evaluasi. Menggunakan berbagai metode evaluasi membantu siswa
dengan gaya belajar yang berbeda untuk mengekspresikan pengetahuan dan
keterampilan mereka dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
§ Berkomunikasi secara terbuka dengan dosen/fasilitator. Jika ada kekhawatiran atau pertanyaan tentang proses evaluasi, jangan ragu untuk berkomunikasi dengan dosen/fasilitator. Mereka ada di sana untuk membantu dan mendukung perjalanan pembelajaran Anda.
· Dengan menggali kesan dan
pesan ini, saya yakin dapat mengambil manfaat maksimal dari proses evaluasi
pembelajaran dan terus berkembang sebagai seorang pembelajar.
"Jika ada kesalahan penulisan nama, pengertian, penjelasan, dan sebagainya, silahkan komentar di bawah ini atau kirim email kepada kami, kami akan segera mungkin akan meralat postingan ini."