RESUME Modul 3 - Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran Terpadu - Pembelajaran Terpadu di SD Universitas Terbuka Malang



MODUL 3
Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran Terpadu di SD - Universitas Terbuka Malang


Baca juga

Nama : Mukhammad Nur Arifin
NIM : 858851383
Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu SD

 

A.    A. Pengertian

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran. Sesungguhnya, dalam suatu kegiatan pembelajaran, kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak hanya terjadi pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi dapat pula terjadi beberapa kali selama kegiatan pembelajaran itu berlangsung, yaitu pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satu kegiatan pembelajaran dibahas beberapa topik/pokok bahasan dalam satu tema. Pada awal dan akhir pembahasan setiap topik/pokok bahasan tersebut guru dapat melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran.

 

B.     B. Manfaat

keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk:

1.      Menyiapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran;

2.      Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa (attention) dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;

3.      Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa;

4.      Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan tema yang akan dipelajarinya.

Keterampilan menutup pelajaran bermanfaat bagi guru dalam mengakhiri pembelajaran terpadu dengan kegiatan yang bermakna. Secara lebih rinci lagi. keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk:

1.      Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya;

2.      Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu;

3.      Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya.

 

C.    C. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

a.      Menumbuhkan Perhatian Siswa

Perhatian (attention) merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam belajar. Perhatian pada hakikatnya adalah pemusatan energi psikis pada suatu objek yang dipelajari. Tanpa perhatian yang baik maka proses dan hasil belajar dipastikan tidak akan tercapai dengan memuaskan. Kegiatan menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam membuka pelajaran. Jika ingin berhasil dalam menarik perhatian siswa, guru bisa melakukannya dengan berbagai cara, di antaranya:

a.       Variasi gaya mengajar guru, seperti variasi suara dari rendah ke tinggi (atau sebaliknya), mengubah posisi guru (berpindah dari depan ke tengah atau belakang), atau dengan mengoptimalkan gerakan tubuh dan mimik muka. Secara lebih terperinci penjelasan mengenai variasi gaya mengajar ini dapat Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 3 modul ini.

b.      Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa, misalnya menggunakan gambar-gambar yang menarik dan mengundang keinginan siswa untuk bertanya.

c.       Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi, misalnya suatu saat menggunakan pola interaksi mengajar secara klasikal, dan saat lainnya menggunakan pola pembelajaran kelompok kecil, atau bahkan individual/ perorangan. Pola interaksi pembelajaran yang monoton akan menurunkan perhatian para siswa.

 

b.      Membangkitkan Motivasi Siswa

Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari tema yang akan dibahas. Dalam hal ini, guru hendaknya berusaha membangkitkan motivasi siswa pada setiap awal kegiatan pembelajaran atau setiap awal penggal kegiatan pembelajaran. Di bawah ini diuraikan beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa.

a.       Memperlihatkan Sikap Hangat dan Antusias

Kehangatan dan keantusiasan yang ditunjukkan guru merupakan awal munculnya keinginan siswa untuk belajar. Sikap hangat bersahabat dan penuh semangat yang tercermin dari penampilan guru di depan kelas, akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran terpadu.

b.      Menimbulkan Rasa Ingin Tahu (Curiosity)

Rasa ingin tahu merupakan alasan yang cukup ampuh bagi siswa dalam mempelajari suatu tema. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa untuk berbuat sesuatu agar rasa ingin tahunya terpenuhi. Dalam hal ini, guru harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa pada saat memulai kegiatan pembelajaran atau pada setiap penggal awal pembelajaran. Beberapa cara bisa dilakukan guru, misalnya dengan mengemukakan cerita atau dongeng yang mengundang pertanyaan, menunjukkan sesuatu yang baru, atau memperlihatkan gambar yang menarik, dan kemudian diikuti oleh pertanyaan pertanyaan. 

c.       Mengemukakan Ide yang Bertentangan

Ide atau gagasan guru yang bertentangan biasanya menggugah siswa untuk bertanya atau mengajukan pendapatnya. Oleh karena itu, guru harus kreatif mencari ide atau gagasan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan yang langsung berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Misalnya, dalam tema tentang "pekerjaan" dikemukakan bahwa perjuangan hidup di kota besar sangat keras dan sukar, tetapi mengapa banyak orang yang ingin berpindah ke kota besar? Dalam tema tentang "transportasi" dikemukakan bahwa meskipun mobil dapat bergerak, mobil itu bukanlah merupakan makhluk hidup seperti manusia. 

d.      Memperhatikan Minat Siswa

Minat siswa terhadap satu tema yang dipelajari sangat berkaitan erat dengan keinginannya untuk mempelajari tema tersebut dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang dirancang. Oleh karena itu, dalam memilih tema atau merancang kegiatan, guru harus selalu memperhatikan minat siswa. Minat siswa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti latar belakang sosial siswa, jenis kelamin, umur, dan lingkungan. Untuk mengetahui minat siswa secara tepat, guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor tersebut.

 

c.       Memberi Acuan

Pemberian acuan dalam kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat tentang suatu tema yang akan dipelajari siswa dalam pembelajaran terpadu. Pemberian acuan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara berikut.

a.       Mengemukakan Tujuan dan Batas Tugas

Siswa perlu mendapatkan gambaran yang jelas tentang kompetensi apa yang akan dicapai melalui pembahasan tema-tema dalam pembelajaran terpadu. Dalam hal ini, guru harus sejak awal pembelajaran mengemukakan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, beserta ruang lingkup tema yang akan dibahas dan batas batas tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam penyampaiannya perlu disesuaikan dengan bahasa yang dapat dipahami siswa. 

b.      Menjelaskan Langkah Pembelajaran

Penjelasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan siswa akan membuat kegiatan pembelajaran terpadu menjadi lebih terarah. Misalnya, ketika siswa kelas 6 (enam) akan melakukan suatu percobaan, terlebih dahulu guru menuliskan langkah langkah yang harus dilakukan siswa agar percobaan tersebut berlangsung dengan benar.

c.       Mengingatkan Inti Tema yang Akan Dipelajari

Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif dan negatif dari tema yang akan dibahas. Dengan mengingatkan hal hal tersebut, siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang perlu diperhatikannya ketika mengikuti kegiatan pembelajaran terpadu.

d.      Mengajukan Pertanyaan

Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada awal pelajaran dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa mengantisipasi bahan ajar dari tema yang akan dibahas. Misalnya, sebelum melaksanakan suatu demonstrasi mengenai cara mencangkok batang pohon, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami cara mencangkok batang pohon yang akan didemonstrasikan tersebut.

 

e.       Membuat Kaitan

Salah satu hal yang membuat pembelajaran terpadu menjadi lebih bermakna adalah jika kegiatan pembelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Upaya guru untuk mengaitkan bahan pelajaran yang sudah disampaikan dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan disebut apersepsi (apperception) yang dilakukan pada kegiatan awal pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus berusaha mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan, pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa. Misalnya dengan cara meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui dari suatu tema yang akan dijelaskan, menunjukkan kaitan antara materi baru dengan materi yang kemungkinan sudah diketahui siswa sebelumnya, atau bila konsep dalam suatu tema yang akan dijelaskan sama sekali baru maka konsep tersebut perlu dijelaskan dahulu secara rinci.

 

D.    D. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran

Untuk melaksanakan keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen keterampilan menutup pelajaran. Dengan itu, guru dapat melaksanakan kegiatan menutup pelajaran secara lebih optimal dan mampu memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dicapainya.

 

1.      Meninjau Kembali (Review)

Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang telah dibahas maka pada setiap akhir penggal kegiatan pembelajaran terpadu, guru perlu melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa tersebut. Kegiatan yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan siswa tersebut bisa dilakukan dengan jalan menetapkan topik inti dari bahan pelajaran dan/atau membuat ringkasan bahan pelajaran yang sedang/sudah dibahas.

 

2.      Melakukan Penilaian

Kegiatan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, baik yang dilakukan pada setiap penggalan kegiatan pembelajaran ataupun dari satu kegiatan pembelajaran dapat diakhiri dengan cara melakukan penilaian untuk melihat sejauhmana tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Mengingat alokasi waktu untuk kegiatan ini sangat terbatas maka bentuk penilaian ini dapat dilakukan di antaranya dengan cara sebagai berikut.

a.       Melakukan tanya-jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada beberapa orang siswa yang dianggap mewakili keseluruhan siswa di kelas.

b.      Meminta salah seorang siswa untuk menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajarnya, misalnya menunjukkan gambar yang telah dibuatnya atau meminta siswa untuk membacakan puisi yang baru ditulisnya.

c.       Meminta salah seorang siswa untuk mengaplikasikan hasil belajar yang telah diperolehnya di depan kelas, misalnya meminta siswa untuk menyelesaikan beberapa soal matematika dengan menggunakan rumus yang baru dipelajari.

d.      Meminta siswa untuk menyatakan pendapat tentang bahan dan kegiatan belajar dari tema yang telah dibahas, baik berupa pendapat perorangan maupun pendapat  kelompok.

e.       Memberikan soal-soal tertulis yang dapat dikerjakan oleh siswa di luar kelas atau di-PR-kan (takehome examination).

Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip tersebut adalah prinsip kebermaknaan dan prinsip kesinambungan. Makna dari kedua prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.       Prinsip Kebermaknaan

Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi (meaningful), terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut harus relevan dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan kegiatan/pengalaman belajar yang ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa.

b.      Prinsip Kesinambungan dan Keutuhan

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari keseluruhan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menjaga agar terjadi kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan mengajar dengan keterampilan mengajar yang lainnya. Dalam hal ini, guru perlu menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitannya antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya, ketika memulai pelajaran guru menceritakan tentang suatu kejadian atau peristiwa kepada seluruh siswa di kelas, dan meneruskan atau mengaitkan cerita tersebut dengan tema yang akan dibahas, karena cerita tersebut memang telah secara sengaja dikaitkan dengan topik inti dalam tema tersebut.

 

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu 

A.    A. Pengertian

Istilah menjelaskan (to explain) berbeda dengan istilah menceritakan. Kata menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas, sedangkan kata menceriterakan hanya memberi informasi tentang sesuatu hal tanpa menjelaskannya. Dalam kegiatan menjelaskan, informasi dijelaskan secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain, misalnya hubungan antara informasi baru dengan informasi yang sudah diketahui, hubungan sebab-akibat, hubungan antara teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh konkret. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan menjelaskan tersebut harus berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang dipelajarinya. Dengan demikian, seorang guru harus menguasai dengan baik keterampilan memberi penjelasan.

            Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru untuk memperoleh informasi tentang sesuatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efektif. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan bertanya ini perlu lebih sering dimunculkan untuk merangsang kegiatan siswa berkadar aktivitas tinggi. Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap jawaban siswa. Pertanyaan yang jelas akan mendapat jawaban yang jelas pula. Demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban siswa Pertanyaan yang diajukan dengan penuh kehangatan dan rasa simpati akan mendapatkan respon yang berbeda dibanding pertanyaan yang diajukan secara dingin dan sikap tak acuh.

 

B.     B. Manfaat

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat di antaranya untuk :

1.      Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang sedang dipelajari:

2.      Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berpikir yang sistematis dan terintegrasi;

3.      Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan,

4.      Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakanN penjelasan yang bermakna bagi siswa;

5.      Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber,

6.      engatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan:

7.      Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien.

 

Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat di antaranya untuk M

engarahkan siswa supaya lebih aktif mempelajari suatu tema dari berbagai aspek secara terintegrasi;

1.      Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna: mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi;

2.      Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya;

3.      Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental-intelektual, menumbuhkan keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan,

4.      Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas

 

Bagi guru sekolah dasar, keterampilan bertanya dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sangat diperlukan karena saat ini pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode penuturan atau ceramah. Banyak guru masih melakukan peran sebagai sumber belajar/informasi utama bagi para siswanya, sedangkan siswa sendiri dianggap sebagai penerima pesan/informasi. Karena anggapan yang demikian mengakibatkan siswa bersikap kurang aktif dan selalu menerima segala hal yang disampaikan guru tanpa keinginan/keberanian untuk mempertanyakan hal hal yang menimbulkan keraguannya.

 

C.    C. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan

Untuk melaksanakan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen keterampilan. Dengan itu, guru dapat memberikan penjelasan mengenai isi tema yang dipelajari secara lebih optimal sehingga siswa memperoleh kejelasan dan mampu memahami apa yang disampaikan guru. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, sebelum menyajikan penjelasan, guru perlu melakukan perencanaan terlebih dahulu mengenai hal apa saja yang akan dijelaskan kepada siswa. Dalam hal ini, guru perlu melakukan perencanaan mengenai isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan dan menganalisis karakteristik siswa sebagai pihak yang akan menerima penjelasan.

Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini perlu memperhatikan tiga hal penting berikut ini.

1.      Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan, termasuk unsur-unsur yang terkait dalam isi tema tersebut.

2.      Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator indikator pada masing-masing mata pelajaran.

3.      Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberartian yang tinggi bagi siswa.

4.      Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup (life skills).

 

1.      Kejelasan

Komponen kejelasan ini berkaitan dengan bagaimana guru dapat menyampaikan informasi kepada siswa mengenai isi tema yang dipelajari dengan jelas, Kejelasan ini biasanya menyangkut hal-hal sebagai berikut.

a.       Kelancaran dan Kejelasan Ucapan dalam Berbicara

Kualitas suatu penjelasan biasanya dipengaruhi oleh kelancaran dan kejelasan ucapan guru dalam berbicara di hadapan siswa. Pembicaraan yang tersendat-sendat, terlalu banyaknya bunyi yang tidak berfungsi seperti, ece, ch, ah, ya, atau kata-kata lainnya yang selalu diucapkan berulang-ulang sangat mengganggu suatu penjelasan Ketidakjelasan ucapan dan pembicaraan yang terlalu cepat juga cenderung mengganggu penjelasan.

b.      Susunan Kalimat yang Digunakan

Susunan kalimat dengan tata bahasa yang baku, akan sangat membantu siswa untuk memahami penjelasan yang diberikan. Dalam memberikan penjelasan ini, guru diharapkan selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar bisa menjadi contoh bagi para siswa dalam bertutur kata.

c.       Penggunaan Istilah

Penggunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa juga sangat berpengaruh pada pemahaman siswa tersebut terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Istilah-istilah baru yang masih asing di telinga siswa akan menghambat pemahaman terhadap suatu penjelasan. Oleh karena itu, jika guru terpaksa menggunakan istilah asing dalam memberikan suatu penjelasan, hendaknya diberi definisi dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang bisa dipahami oleh siswa.

 

2.      Penggunaan Contoh dan Ilustrasi

Penggunaan contoh dan ilustrasi memiliki peran yang sangat menentukan kualitas suatu penjelasan. Dilihat dari tingkat perkembangannya, pada umumnya siswa sekolah dasar masih berada pada taraf berpikir secara konkret, oleh karena itu diupayakan dalam memberikan penjelasan, guru selalu menggunakan contoh-contoh yang konkret, kalau tidak memungkinkan, bisa juga dengan menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang dijelaskan. Suatu penjelasan akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa jika disertai dengan contoh dan ilustrasi yang tepat. Konsep-konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan pemberian contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan nyata para siswa atau diambil dari hal lain yang kira-kira mudah dipahami oleh siswa.

 

3.      Pemberian Tekanan

Pemahaman siswa terhadap apa yang dijelaskan sering dipengaruhi oleh kekurangmampuan guru dalam menetapkan materi-materi inti dan keterkaitannya dari tema yang dibahas. Misalnya, dalam memberikan penjelasan, guru berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang sebenarnya tidak berkaitan dengan materi inti yang dijelaskan. Akibatnya, setelah berakhirnya suatu penjelasan, siswa tidak memahami esensi dari apa yang dijelaskan oleh guru. Untuk menghindari hal tersebut, guru hendaknya memberi penekanan pada inti dari materi yang dijelaskan, keterkaitan satu materi dengan materi lain dalam tema yang mempersatukannya, dan membatasi diri dalam menyampaikan hal-hal yang tidak terlalu berkaitan dengan materi inti yang seharusnya dipahami siswa.

 

4.      Umpan Balik (Feedback)

Untuk mengetahui apakah para siswa telah memahami apa yang telah dijelaskan, guru perlu memperoleh balikan atau umpan balik dari siswa. Untuk memperoleh balikan tersebut, pada saat memberikan penjelasan, guru hendaknya meluangkan waktu untuk senantiasa mengecek pemahaman para siswa, misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang telah dijelaskan. Dengan cara seperti ini, guru akan mendapatkan balikan dari jawaban-jawaban yang disampaikan siswa. Selain itu, untuk memperoleh balikan bisa juga dengan cara mengamati ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan guru.


D. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya

Seperti telah dikemukakan pada awal Kegiatan Belajar 2 modul ini bahwa dalam melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar perlu lebih sering dimunculkan pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang kegiatan siswa yang berkadar aktivitas tinggi. Agar pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada siswa mencapai sasarannya. guru harus menguasai komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut :

1.      Pengungkapan Pertanyaan yang Jelas dan Singkat

Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan seperti itu dapat dilakukan dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan kata-kata yang pada umumnya sudah dikenal oleh para siswa.

2.      Pemberian Acuan

Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran akan dijawab dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang disampaikan secara langsung tanpa mempertimbangkan pengetahuan siswa, dapat dipastikan jawabannya akan keluar dari konteks yang ditanyakan.

3.      Pemusatan

Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa pada inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari. Pemusatan ini bisa dilakukan apabila lingkup pertanyaan yang diajukan guru tidak terlalu luas dan menuntut jawaban yang khusus/ spesifik. Dengan kata lain, pertanyaan yang sempit atau tidak terlalu luas menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang bersifat khusus yang perlu diperdalam.

4.      Pemindahan Giliran dan Penyebaran Pertanyaan

Pemindahan giliran merupakan salah satu cara dalam keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu. Cara ini jika sering dilakukan dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan pertanyaan yang diajukan guru dan jawaban yang diberikan siswa lainnya. Selain itu, pemindahan giliran ini dapat meningkatkan interaksi antarsiswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Suatu pertanyaan yang sifatnya cukup kompleks adakalanya tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam kondisi seperti itu, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk melengkapi jawaban tersebut. Atau guru secara sengaja meminta tanggapan dari siswa lain tentang jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada salah seorang siswa. Setelah siswa tersebut memberikan tanggapan, guru meminta siswa lain untuk melengkapi jawaban tersebut, begitu seterusnya sampai ditemukan jawaban yang lengkap/tepat atas pertanyaan tersebut.

5.      Pemberian Waktu Berpikir

Setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks.

6.      Pemberian Tuntunan

Jika suatu pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa atau jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan maka guru tidak boleh tinggal diam dan menunggu terus sampai siswa memberikan jawaban. Hal tersebut akan memakan waktu yang terlalu banyak sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efisien.

 

Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu 

A.    A. engertian

Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. Jika Anda perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari bentuk penguatan ini sering muncul meskipun tanpa disadari bahwa hal itu sebagai suatu penguatan. Misalnya, Anda membeli sebuah jam tangan di toko, kemudian si penjual jam tangan tersebut memberi Anda sebuah hadiah berupa kalender atau benda lainnya. Contoh lainnya, seorang anak diberi pujian oleh ibunya setelah membereskan sendiri tempat tidurnya. Apa yang dilakukan si penjual dan ibu dalam contoh itu merupakan suatu penguatan yang dapat membuat orang yang menerima penguatan tersebut merasa senang dan akan mengulangi atau meningkatkan perbuatannya.

 

B.     B. Manfaat

Secara lebih spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru (yang tentu saja akan berakibat kepada hasil belajar siswa) dengan menguasai keterampilan memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu di antaranya untuk :

1.      membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema yang disajikan dalam pembelajaran;

2.      Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema yang dipelajari dan dianggap memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi:

3.      Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa, serta mendorong munculnya tingkah laku yang positif,

4.      Menumbuhkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya dan keberanian mengungkapkan pendapat sendiri,

5.      Memelihara iklim kelas (classroom climate) yang kondusif.


Sedangkan keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat di antaranya untuk:

1.      Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa (attention) terhadap tema pembelajaran yang dibahas, dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut;

2.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu (curiosity) tentang sesuatu yang baru dalam suatu tema yang dipelajarinya;

3.      Memupuk perilaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan lebih hidup dan bervariasi;

4.      Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton;

5.      Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran yang menarik dan terarah;

6.      Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya (learning style) yang beranekaragam.

 

C.    C. Komponen-komponen Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal dan non-verbal. Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-kata atau kalimat, sebaliknya penguatan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat.

1.      Penguatan Verbal (Verbal Reinforcement)

Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang paling sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran terpadu. Dikatakan sederhana karena hanya menggunakan kata-kata atau kalimat saja, namun demikian jenis penguatan ini tidak bisa dianggap enteng, sebab jika salah dalam penerapannya akan mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan. Misalnya, guru menyampaikannya pada situasi yang tidak tepat atau keliru dalam memilih kata-kata atau kalimat.

2.      Penguatan Non-Verbal (Non-Verbal Reinforcement)

Penguatan non-verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan cara-cara seperti: raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan (gestural reinforcement), gerak mendekati siswa (proximity reinforcement), sentuhan (contact reinforcement), kegiatan yang menyenangkan, simbol atau tanda (token reinforcement), dan penguatan dengan benda/barang. Sepintas mungkin Anda sudah dapat memahami maksud dari jenis-jenis penguatan non-verbal tersebut dari pengalaman Anda pada saat menjadi siswa mulai SD sampai SLTA, namun demikian untuk lebih jelasnya coba pelajari dengan cermat uraian berikut!

a.       Penguatan dengan Mimik dan Gerakan Badan

Pemberian penguatan dengan menggunakan raut wajah atau mimik dan gerakan badan bisa dilakukan secara bersama-sama untuk mengkomunikasikan kepuasan guru terhadap respon siswa. Penguatan seperti itu akan banyak memberi pengaruh positif terhadap motivasi siswa untuk mengulang kembali dan meningkatkan perilaku yang mendapat respon positif dari guru, misalnya berupa senyuman, anggukan, tepukan tangan, atau acungan ibu jari guru. Penguatan jenis ini juga bisa digunakan secara bersama-sama dengan penguatan verbal, misalnya guru mengucapkan kata: "bagus" terhadap respon siswa, sambil tersenyum, menganggukkan kepala, dan mengangkat ibu jari.

b.      Penguatan dengan Gerak Mendekati

Pemberian penguatan dengan cara ini maksudnya guru mencoba mendekati siswa dengan tujuan untuk menunjukkan perhatian dan rasa senang terhadap suatu perilaku, hasil kerja, atau sikap dan penampilan siswa. Gerakan guru (teacher movement) harus dilakukan secara luwes, tidak mengesankan sesuatu yang dibuat-buat. Penguatan jenis ini dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Bentuk penguatan ini biasanya dipakai bersama-sama dengan bentuk penguatan verbal, misalnya, ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu sebagai penguatan. Kombinasi seperti itu bisa memperkuat efek penguatan yang positif, namun frekuensinya harus dibatasi agar efek tersebut tidak menurun.

c.       Penguatan dengan Sentuhan

Penguatan dengan sentuhan ini dilakukan untuk menyatakan persetujuan dan penghargaan guru terhadap hasil usaha atau penampilan siswa. Caranya bisa dilakukan dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, menjabat tangan siswa dengan antusias, atau mengangkat tangan siswa yang dinyatakan berhasil dalam suatu kegiatan belajar. Jika dilakukan dengan cara yang tepat maka pemberian penguatan dengan sentuhan ini akan sangat efektif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d.      Penguatan dengan Kegiatan yang Menyenangkan

Pemberian penguatan ini didasarkan pada karakteristik pembelajaran terpadu itu sendiri yang menuntut suatu kegiatan belajar yang menyenangkan atau menggembirakan (joyful learning) bukan sebaliknya (joyless learning). Pada umumnya siswa menyenangi sesuatu yang menjadi kegemarannya (hobby). Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa tersebut dapat digunakan sebagai penguatan belajar. Misalnya, seorang siswa yang menunjukkan prestasi dalam mata pelajaran Seni Musik diminta untuk memimpin paduan suara sekolah pada saat pelaksanaan kegiatan upacara bendera. Siswa yang memiliki kegemaran menggambar, diberi tugas untuk melukis gapura di pintu masuk sekolah dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Siswa yang dapat menyelesaikan operasi hitungan lebih dahulu dalam pelajaran Matematika, diberi kesempatan untuk membantu teman-temannya yang merasa kesulitan. Siswa yang prestasinya cukup baik dalam satu cabang olah raga diikutsertakan dalam tim olahraga sekolah dalam kegiatan PORSENI tingkat kecamatan. Masih banyak contoh lainnya yang berkaitan dengan pemberian penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.

e.       Penguatan dengan Simbol dan Benda

Pemberian penguatan dengan menggunakan suatu simbol atau tanda dan benda tertentu, akan memberi warna tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Beraneka macam simbol atau tanda dan benda tersebut bisa diciptakan sendiri oleh guru yang kreatif. Biasanya guru sering menggunakan simbol atau tanda cek (V) dan tanda tangan sendiri disertai komentar singkat untuk memberikan pembenaran atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan siswa secara tertulis.

 

D.    D. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu menyangkut tiga hal, yaitu variasi dalam gaya mengajar (teaching style), pola interaksi pembelajaran, dan variasi dalam penggunaan media pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, coba Anda cermati uraian mengenai beberapa komponen keterampilan mengadakan variasi di bawah ini!

 

1.      Variasi dalam Gaya Mengajar

Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut.

a.       Penggunaan Variasi Suara

Penggunaan variasi suara dalam pembelajaran berkaitan dengan perubahan nada  suara guru dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih. Pengaturan variasi suara tersebut sangat penting dilakukan untuk mengurangi kejenuhan, terutama pada siswa kelas awal sekolah dasar. Suara adalah modal utama guru untuk menyampaikan materi tema pembelajaran terpadu, oleh karena itu perlu dilatih secara teratur.

b.      Variasi dengan Pemusatan Perhatian

Dalam suatu tema yang sedang dipelajari biasanya terdapat hal-hal khusus yang dianggap sangat penting untuk diperhatikan melebihi yang lainnya. Dalam kondisi seperti itu maka guru bisa menggunakan ungkapan-ungkapan verbal untuk memusatkan perhatian siswa, misalnya menggunakan kalimat: "Perhatikan baik-baik!". "Ini penting untuk diingat!", "Dengarkan dengan baik!", "Ini penting untuk kehidupanmu!", dan ungkapan-ungkapan sejenisnya.

c.       Variasi dengan Kesenyapan

Mengadakan variasi dengan kesenyapan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu maksudnya untuk menarik perhatian siswa dari kondisi suasana kelas yang agak gaduh menjadi tenang/senyap. Misalnya, ketika guru sedang menjelaskan materi dari suatu tema pembelajaran terpadu, karena ada sesuatu yang menarik perhatian sekelompok siswa, tiba-tiba suasana kelas menjadi agak gaduh. Guru berhenti atau diam sejenak, memandang kepada seluruh siswa yang masih belum tenang.

d.      Variasi dengan Kontak Pandang

Penggunaan variasi kontak pandang dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk lebih meningkatkan intensitas dari interaksi antara guru dengan siswa. Pada saat melaksanakan pembelajaran terpadu, terutama pada saat guru melakukan aktivitas menjelaskan tentang suatu materi tema yang dianggap agak rumit, tentu guru dan siswa bertatap muka.

e.       Variasi dengan Gerakan Badan dan Mimik

Pada saat melakukan proses pembelajaran, keluwesan guru dalam bergerak disertai mimik muka yang penuh ekspresi dapat merupakan alat komunikasi yang sangat efektif. Dalam hal ini ekspresi wajah guru bisa ditunjukkan dengan: tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.

f.        Variasi dengan Perubahan Posisi Guru

Variasi dengan perubahan posisi guru dalam proses pembelajaran digunakan dengan maksud untuk mempertahankan perhatian murid asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan. Selama proses pembelajaran berlangsung, posisi guru tidak boleh terpaku di satu tempat. Variasikan perubahan posisi bisa dilakukan dengan cara: berdiri di depan kelas, duduk di kursi guru, pindah ke samping, ke tengah, ke belakang, dan sebagainya. Untuk tujuan tertentu misalnya guru berjalan-jalan di antara siswa untuk melihat-lihat siswa yang sedang bekerja, di saat lain guru duduk di sebelah siswa untuk membantunya menyelesaikan suatu pekerjaan.

 

2.      Variasi dalam Pola Interaksi Pembelajaran

Variasi dalam Pola Interaksi Pembelajaran Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri atas: pola interaksi satu arah (one-way traffic), pola interaksi dua arah (two-way traffic), dan pola interaksi banyak arah (multi way traffic). Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan ketiga pola interaksi pembelajaran terpadu tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.       Pola Interaksi Satu Arah

Pembelajaran Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri atas: pola interaksi satu arah (one-way traffic), pola interaksi dua arah (two-way traffic), dan pola interaksi banyak arah (multi way traffic).

b.      Pola Interaksi Dua Arah

Pola ini merupakan pengembangan dari pola pertama yang divariasikan dengan metode tanya jawab. Siswa sudah mulai meningkat aktivitasnya, yaitu tidak hanya menyimak penjelasan guru, tetapi mengajukan pertanyaan atas beberapa penjelasan guru yang belum dipahaminya.

c.       Pola Interaksi Banyak Arah

Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi dibanding kedua pola di atas, di mana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga interaksi antarsiswa dengan siswa siswa. Dalam pola interaksi banyak arah ini, peran guru adalah sebagai fasilitator belajar yang harus mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar. Penjelasan dari guru tetap ada tetapi tidak perlu dituntaskan. Isi tema biasanya berupa permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh para siswa dalam kegiatan diskusi kelompok kecil, atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok-kelompok kerja siswa.

 

3.      Variasai Pengguanaan Media

Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting mengingat perkembangan siswa sekolah dasar masih berada pada tahapan masa konkret, dalam hal ini siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan siswa dapat belajar secara konkret. Hal tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai isi tema pembelajaran terpadu. Isi tema tersebut disampaikan oleh guru kepada para siswa melalui suatu media dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu.

D

Penulis : Mukhammad Nur Arifin, S.E., S.Pd.SD.

"Jika ada kesalahan penulisan nama, pengertian, penjelasan, dan sebagainya, silahkan komentar di bawah ini atau kirim email kepada kami, kami akan segera mungkin akan meralat postingan ini."